STRUKTUR PERCAKAPAN DAN STRUKTUR REFERENSI
Interaksi
sosial merupakan suatu situasi dimana terjadi sebuah komunikasi yang melibatkan
komponen komunikasi. Dalam interaksi sosial terdapat suatu percakapan yang
mengandung sebuah informasi yang disampaikan selama proses interaksi
berlangsung. Percakapan adalah bentuk kegiatan yang paling mendasar yang
dilakukan oleh manusia untuk menjalin hubungan antara satu dengan yang lain.
Dengan melakukan percakapan, manusia dapat saling mengungkapkan pikiran dan
perasaanya, juga dapat saling bertukar informasi untuk memenuhi kebutuhannya. Jenis percakapannyapun mungkin
berbeda menurut konteks interaksi yang berbeda. Percakapan tersebut tentunya
mengandung struktur pembicaraan. Pola dasar dari struktur pembicaraan yaitu
“saya bicara – anda bicara – saya bicara – anda bicara”. Pola dasar ini disebut
dengan struktur percakapan. Struktur percakapan adalah apa saja yang sudah kita
asumsikan sebagai suatu yang sudah dikenal baik melalui diskusi sebelumnya.
Pola dasar percakapan ini berasal dari jenis interaksi mendasar yang pertama
kali diperoleh dan yang paling sering digunakan.
ANALISIS
PERCAKAPAN
Analisis
percakapan merupakan suatu rangkaian yang menarik dalam ilmu komunikasi. Pada dasarnya
percakapan merupakan manifestasi dalam membangun sebuah interaksi. Dalam
struktur percakapan terdapat “suatu kesempatan bicara” atau hak untuk bicara.
Kesempatan tersebut memotivasi seseorang berusaha untuk mengambil alih giliran
yaitu pengambilan giliran. Kemungkinan adanya suatu perubahan siapa yang
mendapat giliran bicara tersebut. kemungkinan perubahan giliran tersebut
disebut Tempat Relevansi Pertukaran (TRP).
Entitas
penggunaan bahasa dalam percakapan tersebut dapat dilihat dua aspek yaitu aspek
isi percakapan dan aspek formal percakapan. Aspek isi percakapan ini meliputi
topik yang menjadi pokok pembicaraan, dan penyampaian topik dalam percakapan. Adapun
aspek formal percakapan meliputi hal-hal bagaimana percakapan itu bekerja,
aturan-aturan yang dipatuhi, dan bagaimana mekanisme dalam memperoleh kesempatan
bicara atau giliran bicara (turn-taking).
Giliran
bicara (turn-taking) adalah waktu dimana penutur kedua mengambil alih giliran
berbicara dari penutur sebelumnya, dan juga sebaliknya. Pengambilan giliran ini
merupakan suatu bentuk aksi sosial yang berjalan menurut sistem pengaturan
setempat secara konvensional. Pergantian dari setiap penutur berikutnya sangat dihargai.
Pertukaran disertai dengan kesenyapan yang lama atau adanya overlaps. Apabila
pertukaran yang disertai dengan kesenyapan yang lama diantara dua giliran, maka
dirasakan percakapan yang terjadi terasa kaku. Jeda yang sangat pendek
merupakan bentuk keragu-raguan, sedangkan jeda yang panjang menjadi kesenyapan.
Strategi dalam turn-taking ada tiga jenis yaitu:
·
Taking
the floor yaitu waktu dimana penutur pertama atau penutur selanjutnya mengambil
alih giliran bicara. Jenis-jenis taking the floor antara lain:
- Starting up
(mengawali pembicaraan) bisa dilakukan dengan keragu-raguan atau ujaran yang
jelas.
- Taking over
yaitu mengambil alih giliran berbicara (bisa diawali dengan konjungsi).
- Interupsi,
yaitu mengambil alih giliran berbicara karena penutur yang akan mengambil alih
giliran bicara merasa bahwa pesan yang perlu disampaikan oleh penutur
sebelumnya sudah cukup sehingga giliran bicara diambil alih oleh penutur
selanjutnya.
- Overlap,
yaitu penutur selanjutnya memprediksi bahwa penutur sebelumnya akan segera
memberikan giliran berbicara kepada penutur selanjutnya, maka ia mengambil alih
giliran berbicara. Lambang transkripnya (//)
·
Holding
the floor, yaitu waktu dimana penutur sedang mengujarkan ujaran-ujaran, serta
bagaimana penutur mempertahankan giliran berbicaranya.
·
Yielding
the floor yaitu waktu dimana penutur memberikan giliran berbicara kepada
penutur selanjutnya.
Dalam sebuah mekanisme pergantian
giliran yang diperpanjang, penutur berharap bahwa lawan tutur mereka
menunjukkan bahwa mereka mendengarkan. Salah satu cara untuk menunjukkan
tanggapan tersebut adalah dengan ekspresi wajah, senyuman dan isyarat-isyarat
lain, namun indikasi vokal yang paling umum disebut dengan backcannel. Misalnya:
Fitri : Jika anda banyak menggunakan layanan jarak jauh, anda akan...
Ana :
uh-uh
Fitri : tertarik pada potongan harga yang sedang saya katakan
karena...
Ana :
yeah
Fitri : layanan ini dapat
menyelamatkan uang Anda untuk mengubah menjadi layanan yang lebih murah.
Ana :
mmm
Jenis-jenis
penanda (uh-uh, yeah, dan mmm) merupakan penanda yang mestinya menunjukkan
bahwa pendengar mengikuti apa yang dikatakan oleh penutur dan tidak menolaknya.
Dalam interaksi tatap muka, ketiadaan backchannel mungkin ditafsirkan sebagai
cara pelanggaran kesepakatan yang mengarah pada interferensi ketidak-sepakatan.
GAYA BICARA
Karakteristik
sistem pengambilan giliran bicara dimasukkan dalam makna oleh pemakainya. Dalam
sebuah percakapan terdapat pembicaraan yang relatif cepat hampir tanpa jeda diantara
giliran bicara, dan disertai adanya sedikit overlap atau bahkan penyempurnaan
giliran yang disebut gaya bicara (gaya pelibatan tinggi). Namun, adanya gaya
bicara yang menghendaki pembicaraan yang relatif lambat, mengharapkan jeda yang
lebih lama diantara giliran bicara, tidak tumpang tindih, dan menghindari
interupsi tanpa adanya pemaksaan, inilah yang disebut gaya solidaritas tinggi. Kedua
gaya tersebut tidak bisa digunakan dengan bergantian secara bersamaan dengan
penutur, maksudnya apabila penutur menggunakan gaya pertama memasuki percakapan
dengan penutur lain yang menggunakan gaya kedua, maka percakapan tersebut
cenderung bertolak belakang. Kecenderungan yang bertolak belakang tersebut
menimbulkan prasangka-prasangka terhadap penutur.
PASANGAN AJASENSI
Pasangan
ajasensi (adjacency pairs) merupakan jenis tuturan oleh penutur yang
membutuhkan jenis tuturan dari penutur yang lain. Tuturan ini terjadi secara
berpasangan, yang terdiri atas bagian pertama dan bagian kedua. Misalnya
tuturan: Siapa namamu?, tuturan ini secara tidak langsung mempunyai
esensi sebuah jawaban yang ditujukan terhadap penutur kedua. Adapun tipe-tipe
pasangan ajasensi sebagai berikut:
a)
Salam
(pembukaan)
Vita : Apa kabar, Vit?
Dita : Seperti biasanya.
b)
Tanya
jawab.
Endik : Apa pekerjaanmu sekarang:
Antok : Aku bekerja di Bank Mandiri.
c)
Menawarkan-menerima
dari menolak.
Dimas : Apakah kamu ingin minum teh?
Imam : Ya, boleh. atau
Tidak, terima kasih
d)
Berpisah
Dimas : Sampai jumpa.
Imam : Sampai ketemu kembali.
Akan
tetapi, tidak seluruh bagian pertama menerima dengan cepat menerima bagian
kedua. Terjadinya urutan tanya jawab ditunda ketika tata urutan tanya jawab
yang lain menghadang. Urutan penundaan tersebut dinamakan dengan urutan
sisipan.
Dery :
Apakah besok pagi aku bisa mengantarmu ke kampus?
Fitri : Apakah besok kuliah pagi?
Dery :
Ya.
Fitri : Baiklah.
Contoh tersebut terjadi tata urutan
sisipan, merupakan satu jenis petunjuk bahwa tidak semua bagian pertama harus
menerima jenis bagian kedua yang mungkin diantisipasi oleh penutur. Penundaan
jawaban secara simbolik menandakan tidak tersedianya jawaban potensial yang
dihaapkan secara cepat (yaitu otomatis yang wajar).
STRUKTUR
PREFERENSI
Dalam
pasangan ajasensi terdiri atas dua bagian yaitu bagian pertama dan bagian kedua.
Pada dasarnya bagian pertama yang berisi permohonan atau tawaran yang khusus
dibuat dengan harapan bahwa bagian merupakan persetujuan atau pengabulan. Pengabulan
secara struktural memungkinkan daripada penolakan. Adanya kemungkinan struktural tersebut
disebut preferensi. Artinya, struktur preferensi menunjukkan pola struktural
tertentu secara sosial dan tidak mengacu pada sikap seseorang atau keinginan
emosi. Struktur preferensi dibagi menjadi dua bagian yaitu: tindakan sosial
yang disukai (ada tindak lanjut) dan tindakan sosial yang tidak disukai (tidak
ada tindak lanjut).
Pola
umum struktur preferensi sebagai berikut:
Bagian
pertama
|
Bagian
kedua
|
|
Disukai
|
Tidak
disukai
|
|
Penilaian
|
Setuju
|
tidak setuju
|
ajakan
|
Menerima
|
Menolak
|
Tawaran
|
menerima
|
Menolak
|
Proposal
|
setuju
|
tidak setuju
|
Permohonan
|
menerima
|
Menolak
|
Misalnya:
a)
Penilaian
Via : Bukankah baju ini bagus?
Afril : Ya, warnanya cerah.
b)
Ajakan:
Sofia : Ikutlah nanti malam di acara syukuran.
Vivin : Oh, ya nanti saya usahakan.
c)
Tawaran
Dodi : Apa kamu ingin makan bakso?
Yuli : Ya, boleh.
d)
proposal
Ana : Mungkin aku tidak bisa datang.
Dedi : Baiklah.
e)
Permohonan
Maria : Bisakah kamu membantuku?
Linia : Tentu.
Terkadang, dalam pasangan ajasensi
tersebut terdapat kesenyapan pada bagian pertama. Namun, apabila kesenyapan itu
terjadi pada bagian kedua selalu menjadi petunjuk jawaban yang tidak disukai.
Misalnya:
Fresty : Tapi saya yakin mereka tidak memiliki makanan yang baik di sana.
(1.6 detik)
Fresty : Hmm-saya kira makanannya tidak bagus.
Udin :
Nah-sebagian besar orang nonton musik.
Tanda
isyarat diamnya Udin terjadi ketika ia bermaksud mengutarakan suatu ketidak
setujuan (jawaban yang tidak disukai) berkaitan dengan penilain Fresty. Ketiada-jawaban
berarti penutur tidak berada dalam posisi memberikan jawaban yang disukai. Dalam
perspektif pragmatik, pengungkapan bagian yang disukai (jawaban terhadap suatu
tuturan atau ajakan) menggambarkan suatu hubungan keakraban dan hubungan cepat.
Pengungkapan pada bagian yang tidak disukai menggambarkan renggangnya hubungan.
Coin Casino: $5 Free No Deposit Bonus & 150 Free Spins
BalasHapusCoin Casino - 인카지노 Exclusive 100% Bonus up to $50 + 150 Free Spins for new & existing players. 온카지노 Valid for casinos: NJ, PA, IN, IA, IN, NJ, NJ, PA. deccasino